Sejarah Nahdlatul Wathan Jakarta
PROFIL Dan Sejarah
NAHDLATUL WATHAN JAKARTA
1. Latar belakang
keberadaan
Berawal dari ketertarikan para santri
Ma’had Darul Qur’an Wal Hadits Majidiyah al-Syafi’iyah Nahdlatul Wathan Pancor
Lombok Timur Nusa Tenggara Barat tentang pengiriman tenaga kerja Indonesia
(TKI) ke Arab Saudi. Para santri tersebut kemudian bermusyawarah dengan orang
tua dan keluarga mereka mengenai restu, biaya dan persiapan-persiapan lainnya.
Tampa mempertimbangkan segala resiko yang akan dialami, mereka berusaha
mengumpulkan dana dari berbagai sumber. Ada yang menjual tanah milik keluarga,
menjual tanah warisan, menggadaikan kebun dan sawah, serta masih banyak lagi
usaha-usaha yang mereka lakukan untuk mengumpulkan dana.
Setelah dana terkumpul
hari yang ditunggu-tunggupun tiba, dengan diiringi dan di lepas oleh orang tua
dan keluarga mereka, 23 santri yang memenuhi kualifikasi tersebut kemudian
berangkat dari Bandar udara Selaparang. Duapuluh menit kemudian ternyata
pesawat Garuda F 27, mendarat di bandara Ngurah Rai Bali. Disinilah mereka
mulai merasakan ada yang tidak beres. Rupanya bukan langsung terbang ke Arab Saudi,
ternyata hanya sampai di Ngurah Rai Bali. Semalam di Bali kemudian berangkat
dengan bus malam keesokan harinya tanpa tujuan yang pasti.
Dua hari di perjalanan,
akhirnya mereka sampai di sebuah terminal bus Pulo Gadung. Mereka
terheran-heran dan bertanya-tanya, “mengapa kita di turunkan disini?”.
Selanjutnya merekan di giring menuju tempat penampungan, rombongan yang sudah
mulai lelah dalam perjalanan diberitahukan bahwa sekarang mereka berada di Jakarta.
Di rumah penampungan itu
mereka menunggu, sampai akhirnya pada minggu ketiga awal tahun 1980, kondisi
persediaan keuangan mulai menipis. Tetapi belum ada kepastian keberangkatan ke
Tanah Suci. Sambil menunggu ke 23 rombongan tersebut di anjurkan untuk
mengikuti berbagai pendidikan nonformal, seperti kursus stir mobil, bahasa
inggris, mengetik dan lain sebagainya. Dana kursusnya di tanggung oleh mereka
masing-masing.
Minggu berikutnya mereka
mengalami permasalahan yang sangat berat, biaya hidup telah habis ketika mereka
diusir dari penampungan. Mereka baru sadar bahwa penampungan yang dimaksudkan
tadi adalah sebuah kontrakan. Merekapun kemudian meminta pertanggung jawaban
kepada penanggung jawab. Akhirnya mereka dipindahkan ke Simpang Tiga di
Penggilingan untuk menempati kontrakan yang baru.
Kondisi kontrakan
tersebut sangat memprikatinkan bahkan lebih kumuh dari sebelumnya, suasana ini
membuat mereka tidak betah. Dengan kondisi seperti ini merekapun akhirnya lebih
banyak menghabiskan waktunya di mushalla untuk beribadah dan mengaji. Melihat
kegiatan-kegiatan yang mereka lakukan di mushalla menimbulkan ketertarikan
pemimpin mushalla. Merekapun kemudian diajak untuk bersama-sama mengajar
mengaji. Inilah yang kemudian menjadi cikal bakal berdirinya perwakilan
Nahdlatul Wathan di Jakarta.
Allah telah menentukan,
apapun yang mengawalinya, baik itu kepiluan maupun suatu yang memalukan, tetapi
nyata sudah hikmah yang tak terkira sehingga Nahdlatul Wathan Jakarta sedikit
demi sedikit menjadi besar dan berkembang.
Perwakilan Nahdlatul
Wathan di Jakarta tersebut kemudian berkembang menjadi sebuah yayasan yang
bernama Yayasan Mi`rajush Shibyan Nahdlatul Wathan Jakarta. Secara embrio
yayasan ini berdiri pada tahun 1980, dengan perjalanan panjang dan kisah yang
mengharukan, adapun pesantren atau lembaga yang bernaung di bawah organisasi
Nahdlatul Wathan dan juga didirikan oleh pendiri Nahdlatul Wathan.
Diawali dengan mengajar
mengaji Al-Qur`an dari rumah ke rumah, dengan sasaran anak-anak dan ibu-ibu
yang ingin belajar mengaji, kegiatan ini kemudian berkembang menjadi sebuah
Majlis Ta`lim, dengan peserta yang cukup banyak. Melihat perkembangan yang
demikian mengembirakan, muncul inisiatif menghimpun dana untuk membeli sepetak
tanah yang luasnya kurang lebih 257 M2.
Disinilah titik awal
penamaan Nahdlatul Wathan itu di mulai, dan kegiatan-kegiatannya mulai
terorganisir. Perkembangan ini didukung oleh beberapa factor, antara lain:
1. Kedatangan
pelajar-pelajar dari pulau Lombok yang hendak melanjutkan Study di Jakarta.
Mereka turut berpartisifasi mendukung kegiatan-kegiatan yang di selenggarakan.
2. Dukungan masyarakat
yang semakin nyata, khususnya membantu secara financial dengan menyerahkan
putra-putrinya belajar mengaji.
2. Landasan hukum
Dalam perkembangan
selanjutnya, muncul gagasan untuk memformalisasikan kegiatan menjadi sebuah
lembaga pembinaan keberagamaan yang resmi. Pengurus Besar Nahdlatul Wathan
kemudian memberikan surat keputusan pendirian Majlis Ta`lim, yakni dengan surat
keputusan pengurus Besar Nahdlatul Wathan dengan nomor 09/kpt/PBNW/1987 tanggal
4 juni 1987 bertepatan dengan tanggal 6 syawal 1407 H tentang pengesahan
pembentukan Majlis Ta`lim Nahdlatul Wathan Pisangan I RW. 03 penggilingan
Cakung Jakarta Timur.
Beselang hampir 2 tahun
dari keluarnya SK Tentang Majlis Ta`lim diatas, para pendirinya berhasil memperluas
areal pesantren dan bermaksud untuk mendirikan Taman Pendidikan Al-Qur`an dan
Taman Kanak-Kanak. Melihat perkembangan ini kemudian pengurus Besar Nahdlatul
Wathan mengeluarkan Surat Keputusan dengan nomor 15/kpt/PBNW/1988 tanggal 1
Desember 1988 bertepatan dengan 21 Jumadil Awal 1409 H tentang pembentukan
pengurus perwakilan Nahdlatul Wathan DKI Jakarta yang memberikan legalitas
pormalnya sebagai perwakilan Nahdlatul Wathan Jakarta. Berbekal SK terebut,
pengurus Perwakilan Nahdlatul Wathan Jakarta secara aktif membangun hubungan
dengan pendiri Organisasi Nahdlatul Wathan. Hasilnya, setiap tahunnya Beliau
memberikan bantuan untuk pembebasan tanah yang saat ini dijadikan sebagai
Pondok Pesantren. Dilain pihak para pengurus berusaha untuk mengembangkan
lembaga yang sudah ada dan mendirikan lemabag-lembaga baru, seperti Panti
Asuhan Nahdlatul Wathan pada tahun 1989, Taman Kanak-kanak pada tahun 1990,
Sekolah Dasar Islam pada tahun 1992, SMP pada tahun 1998 dan SMA pada tahun
2002 serta lembaga lainnya.
Ok itu dulu Postingan Reza Rizaldi Aka Admin SCriptKiller Kali Ini
Sekian TerimaGaji ;v :v
0 komentar: